Bacaan4 Pada suatu selang waktu tertentu besarnya biaya total untuk produksi dan pemasaran x ribu barang diperkirakan sekitar C(x) juta rupiah, yang rumus hampirannya adalah C(x) = 3x2 + x + 48, 1 x 8 Perkiraan biaya produksi dan pemasaran untuk 3 ribu barang adalah C(3) = 78 juta rupiah, sehingga biaya (3) 78 rata-rata per satuan barang
SEMARANG - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia HIMKI menolak pembukaan keran ekspor kayu gelondongan log dan bahan baku rotan. Bahkan, anggota asosiasi pengusaha mebel di Tanah Air yang berjumlah sekitar orang ini siap melakukan aksi demo jika pemerintah membuka keran ekspor kayu log tersebut."Saat ini memang ada wacana terkait pembukaan keran ekspor bahan baku mebel ini. Jika kemudian pengambil kebijakan meloloskan hal tersebut, maka kami para pengusaha dan seluruh pekerja akan demo," kata Ketua Umum HIMKI Soenoto dalam keterangan resminya Kamis 24/1/2019.Menurutnya, jika hal tersebut dibiarkan, maka bahan baku kayu dan rotan Indonesia bisa habis tanpa bisa dinikmati oleh para pelaku industri furnitur dan kerajinan lokal. Adapun, pihak yang paling diuntungkan dari ekpor bahan baku ini adalah pelaku industri di luar negeri yang bisa mendapatkan bahan mentah dengan harga murah, lalu menjualnya dengan harga tinggi."Wacana ekspor bahan mentah ini bisa membuat industri kita berantakan. Oleh karena itu, kami menolak dengan tegas wacana untuk membuka kembali ekspor log dan bahan baku rotan," ucapnya. Sementara itu, Sekjen HIMKI, Abdul Sobur menambahkan, kebijakan pembukaan keran ekspor log dan bahan baku rotan, hanya akan menguntungkan negara-negara importir yang telah lama menunggu kebijakan itu untuk memenuhi pasokan bahan baku industri mereka. Dia mentohkan, Tiongkok dan Vietnam kini merajai ekspor mebel di dunia, karena bisa menjual produk barang jadi rotan dengan harga yang lebih murah. Padahal, kedua negara tersebut mendapatkan bahan mentah dari Indonesia dengan harga dalam Permendag No. 44 Tahun 2012 juga sudah secara tegas melarang ekspor bahan baku berupa log, kayu gergajian, rotan mentah atau asalan, rotan poles, hati rotan serta kulit rotan demi menjamin pasokan bahan baku bagi industri barang jadi di dalam negeri. "Akhir-akhir ini malah muncul wacana yang dilontarkan oleh sejumlah pihak yang sebenarnya ingin industri mebel di Indonesia hancur," itu, HIMKI juga mendukung kebijakan pemerintah dalam peningkatan nilai tambah produk di dalam negeri, yaitu dengan mengolah bahan baku menjadi barang jadi sesuai UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian."Produk-produk yang memiliki added-value justru lebih bernilai tinggi. Oleh karena itu, kami juga terus mendorong anggota untuk memproduksi produk-produk dengan nilai tambah yang tinggi," ujar Ketua Umum HIMKI, Wiradadi Soeprayogo menambahkan, Rakernas di Semarang ini bertujuan untuk pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional, yang meliputi keberlangsungan supply bahan baku dan penunjang, desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, serta pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional. Rakernas juga membahas berbagai permasalahan yang memperlemah daya saing industri mebel dan kerajinan nasional dan solusi yang harus dilaksanakan. "Rakernas ini sangat penting diselenggarakan, mengingat industri mebel dan kerajinan nasional merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat krisis ekonomi seperti saat ini dan menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga Kerja. Sampai saat ini, industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis, karena industri ini didukung oleh local content yang cukup besar," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Sedangkanperalatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang
PADANG - Kawasan hutan di Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatra Barat memang terbilang luas. Bahkan kawasan hutan di daerah itu juga marak terjadi pembalakan liar alias illegal ancaman kerusakan lingkungan bisa dikatakan cukup besar di Sijunjung, karena selain adanya soal pembalakan liar, di daerah tersebut juga dikenal sebagai aktivitas penambang emas dari kondisi lingkungan yang amat memprihatinkan itu, ada sosok anak muda yang dibesarkan di Sijunjung, yang memiliki pergerakan nyata untuk menyelamatkan lingkungan kampung 7 tahun ini, Yal Yudian pria kelahiran Agustus 1988 itu bergerak di kawasan lahan bekas tambang yang ditinggalkan pemiliknya sekitar beberapa tahun lalu, setelah berhasil mengambil emas yang terkubur diantara butiran tanah. Yal pun melihat satu per satu kawasan bekas tambang emas, dimana bongkahan tanahnya itu benar-benar terlihat luluhlantak. Mungkin ide yang terpikirkan olehnya ketika itu terbilang gila, tapi hingga akhirnya dia berhasil mengubah lahan bekas tambang jadi lahan singkat cerita dari Yal, menjalani masa pandemi aktivitasnya untuk terus mengolah lahannya itu harus dihentikan sejenak. Dan hingga akhirnya Yal menoleh ke sisi hutan, dimana ditemukan bekas kayu gelondongan yang berserakan di dalam hutan."Saya senang berburu juga ke hutan. Tiba-tiba saya menemukan kawasan hutan yang mana banyak kayu-kayu gelondongan yang berserakan. Tumpukan kayu bekas potongan itu pun sungguh merusak pemandangan," kata Yal kepada Bisnis, Minggu 6/12/2020.Bahkan kawasan hutan yang berdekatan dengan daerah aliran sungai itu, juga dikhawatirkan bila kayu bekas gelondongan itu terseret ke sungai dan sewaktu-waktu bisa jadi sini, Yal pun berpikir supaya kayu bekas gelondongan itu bisa ditarik ke rumahnya dengan rencana bahwa dia akan mengolah atau mendaur ulang kayu-kayu tersebut."Jadi kayu bekas tembangan itu sebenarnya tidak bisa digunakan lagi, kecuali untuk kayu api. Karena untuk kondisi kayu yang bagus-bagusnya atau yang lurusnya itu sudah diambil, dan yang tinggal berserakan itu kayu bengkoknya. Saya punya ide untuk mengelola kayu ini, jadi saya bawa ke rumah," jelas pria peraih penghargaan Kalpataru dari Kementerian LHK pada September 2020 yang mencuat di benaknya Yal adalah mengadu nilai seni dari sisa kayu gelondongan itu. Dimana ada beberapa bagian kayu yang terlihat memiliki corak yang layaknya untuk dipercantik bila masuk ke proses dapur Yal menginginkan agar kayu-kayu bekas itu dipotong-potong dengan ukuran yang bisa dijadikan meja, baik itu ukurannya memiliki berdiameter lingkaran yang mengikuti bentuk dari pohon, maupun mengambil beberapa bagian kayu yang bisa diubah jadi furnitur yang layak untuk dijual."Jadi meja yang saya buat bersama kawan-kawan itu bukan seperti meja pada umumnya yakni menyatukan beberapa potongan kayu. Tapi meja yang dibuat itu menggunakan kayu utuh yang mengikuti bentuk dari kayu itu sendiri," ujar menyebutkan bahwa proses pengerjaan untuk membuat furniture dari bekas kayu gelondongan itu perlu ekstra hati-hati juga, dimana perlu memperhatikan motif dari permukaan kayu mempekerjakan sebanyak 30 orang, kini pesanan atau orderan yang diperoleh Yal bersama kawan-kawan sudah penuh hingga penutup tahun 2020 ini. Pesanan itu datang dari berbagai daerah di Sumbar, serta juga luar Sumbar seperti Jakarta, Jambi, dan Palembang."Bicara omzet, memang sulit dihitung, karena dari berbagai pesanan itu memiliki harga yang berbeda. Ya sesuai dengan ukuran dan kesulitan membuatnya, mulai dari harga Rp1 jutaan hingga Rp7 juta untuk ukuran sebuah meja," kata furnitur dari bekas kayu gelondongan itu sudah dilakoni Yal semenjak pandemi melanda Sijunjung Sumbar. Bisa dikatakan usaha itu lahir berawal dari kebingungan diri yang merasakan dampak dari kebijakan pemerintah sewaktu menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB."Usaha ini akibat PSBB dulu, dari pada bermenung di rumah, saya pun membuat sejumlah furnitur itu dengan memanfaatkan bekas kayu gelondongan. Sekarang rumah saya dipenuhi kayu-kayu bekas itu," menjelaskan untuk memasarkan furniturnya itu memanfaatkan media sosial seperti facebook dan instagram. Alhasil, setiap komentar yang masuk melihat hasil furnitur itu, tertarik dan langsung melakukan pesanan yang namanya bekas kayu gelondongan, tidak begitu mengetahui pasti jenis kayu yang digunakan untuk membuat meja yang memanfaatkan motif dari permukaan kayu bekas gelondongan tersebut."Bahkan bila usaha ini untung, saya bersama kawan-kawasan sepakat bahwa beberapa keuntungan itu disumbangkan ke masjid. Dan alhamdulillah sampai saat ini usaha ini tetap jalan," ujar menyebutkan bila nanti pandemi Covid-19 berakhir, usaha furniture dari kayu bekas gelondongan itu akan tetap jalan. Mengingat dari 30 orang yang ikut bekerja itu, sudah ada yang bisa membuka usaha sendiri, karena telah memiliki keterampilan untuk mengolah kayu-kayu itu."Saya berharap, kepada masyarakat yang melihat bekas potongan kayu itu bisa melihat sisi lainnya yakni bisa untuk menghasilkan uang. Selain menguntungkan, dengan cara ini kita turut menyelamatkan lingkungan dari bencana," sebut dia. k56 Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini sumbar
Ribuankayu gelondongan ditemukan di Sungai Mangkutup. Sunday, 18 Zulhijjah 1443 / 17 July 2022403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID qtxrGlHSJ6PV4L4pwQP2SZNmovQahKk0LcqwpN2bpzQ5chG0T-zOwg== IMDBf6h.